Cari

HUJAN MENURUT AL-QURAN, PROSES TURUNNYA HUJAN

Written By Unknown on Minggu, 02 Oktober 2011 | 13.22

September, Oktober, Nopember, dan Desember adalah empat bulan terakhir di penghujung tahun. Kata orang bulan yang akhirannya -ber itu biasanya bulan yang sering diguyur hujan, bener nggak sih? Hm…Sepertinya kita harus membuktikan hal itu, jangan hanya jadi rumor doank!
Well, hujan adalah suatu berkah dari Allah. Dengan adanya hujan tanaman-tanaman raksasa ataupun liliput yang ada di dunia ini bisa hidup, karena air adalah salah satu bahan untuk mengolah makanan mereka. Namun hujan pun bisa menjadi bencana bahkan musuh terutama bagi manusia. Hujan yang berlebihan bisa menyebabkan banjir dan yang pastinya sih segala aktivitas outdoor nggak bisa dilaksanain kalau hujan, ya nggak? Kalau dipikir-pikir hujan datangnya dari mana ya? Tau sih kalo dari langit tapi… apa langit mempunyai persediaan air kayak sumur gitu? Koq nggak pernah habis sih air yang ada di langit? Nah… untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut saya akan memaparkan bagaimana proses turunnya hujan. Mau pada tau nggak? Dibaca donk yang di bawah ini!
Dua per tiga dari bumi kita ini mengandung air dan sisanya adalah daratan. Air itu tersimpan dalam banyak wadah seperti samudera, lautan, sungai, danau, sampai ke bak mandi hehe… eh jangan lupa tubuh kita ini juga mengandung banyak air lho. Nah air yang ada di berbagai wadah tersebut (tapi nggak termasuk bak mandi) akan mengalami penguapan atau evaporasi dengan bantuan matahari. Oya, tak lupa juga air yang ada di daun tumbuhan ataupun permukaan tanah. Proses penguapan air dari tumbuh-tumbuhan itu dinamakan transpirasi. Kemudian uap-uap air tersebut akan mengalami proses kondensasi atau pemadatan yang akhirnya menjadi awan. Awan-awan itu akan bergerak ke tempat yang berbeda dengan bantuan hembusan angin baik secara vertikal maupun horizontal. Gerakan angin vertikal ke atas menyebabkan awan bergumpal. Gerakan angin tersebut menyebabkan gumpalan awan semakin membesar dan saling bertindih-tindih. Akhirnya gumpalan awan berhasil mencapai atmosfir yang bersuhu lebih dingin. Di sinilah butiran-butiran air dan es mulai terbentuk. Lama-kelamaan angin tidak dapat lagi menopang beratnya awan dan akhirnya awan yang sudah berisi air ini mengalami presipitasi atau proses jatuhnya hujan air, hujan es dan sebagainya ke bumi. Nah, seperti itulah proses terjadinya hujan. Udah pada ngerti kan!
Trus hubungannya dengan bulan yang akhirannya –ber apa? Oh iya, hampir saja lupa. Menurut ilmu Geografi, musim di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu musim hujan dan musim kemarau. Setiap musim berlangsung selama enam bulan (kayak semesteran aja nih). Musim kemarau terjadi pada bulan April sampai September. Sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai Maret. Berhubung diantara bulan Oktober-Maret itu adalah Nopember, Desember, Januari dan Februari sehingga banyak orang yang mengatakan bulan yang akhiran –ber itu adalah bulan musim penghujan. Nah, teman-teman sudah tidak penasaran lagi kan mengapa orang-orang banyak yang berkata demikian seputar musim penghujan. So, kalau ada yang belum tahu mengenai hujan, kalianlah yang wajib menjelaskannya.
Ternyata, proses terjadinya hujan ini bersumber dari Al-Quran. Subhanallah, memang benar ya kalau Al-Quran itu adalah sumber pengetahuan kita. Makanya kita jangan pernah ragu ataupun malas untuk mengkaji Al-Quran. Siapa tahu jadi tambah pintar, ya nggak? Daripada kalian semakin penasaran dengan pernyataan saya bagaimana kalau kalian teruskan saja kegiatan membaca tulisan saya ini. Karena saya mengutip beberapa ayat mengenai proses terjadinya hujan seperti di bawah ini:
"Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira" (Al Qur'an, 30:48)
"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan- gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (Al Qur'an, 24:43)
"Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit maka diaturNya menjadi sumber-sumber di bumi kemudian ditumbuhkanNya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikanNya hancur berderai-derai." (Al Qur’an, 39:21)
Bagaimana? Saya yakin ilmu pengetahuan kita menjadi bertambah setelah membaca ayat-ayat tersebut dan yang pasti keimanan kita pun semakin bertambah karena tak ada keraguan lagi bahwa Allah-lah Tuhan Yang Maha Pencipta.
“Aku koq nggak diceritain sih, aku kan penting juga neng!!” protes petir. Ya Allah… Maaf Kang Petir saya lupa.
Nah teman-teman, kalian pasti ingat kan dengan petir, halilintar, kilat atau apa deh namanya, yang pastinya kehadiran mereka ini membuat jantung kita berdetak lebih keras dan refleks kita langsung menutup telinga kita, ya kan! Memang sih mereka nampak seperti pemeran antagonis dalam sebuah film berjudul hujan. Tapi tenang aja, mereka nggak jahat koq cuman berbahaya bagi kita. Makanya kalau lagi hujan jangan di luar rumah apalagi berada di bawah pohon atau tiang listrik. Karena biasanya petir doyan banget menggoda benda-benda tinggi kayak gitu. Mengapa mereka harus ada dan bagaimana proses terjadinya mereka? Well, saat terjadi hujan, awan yang mengandung air tidak hanya satu aja tetapi lebih dari satu. Seperti yang sudah saya paparkan di atas. Awan-awan tersebut mengalami penggumpalan secara terus-menerus. Biasanya petir itu muncul dari awan yang tengah membesar menuju awan badai atau cumulonimbus. Saking besarnya sampai-sampai ketika petir itu melesat, tubuh awan akan menjadi terang. Petir yang melesat ini membelah udara dengan cepat. Rata-rata kecepatan sambarannya 150.000 km/detik. Wuih…cepat banget yach! Oleh karena itulah saat petir melesat kita sering mendengar bunyi menggelegar. Bunyi petir datangya lebih lambat dari cahaya dikarenakan partikel udara tidak tersusun teratur sehingga perambatan bunyi melalui udara berjalan lambat. Menurut sumber yang saya dapat awan-awan yang menyebabkan petir ini biasanya muncul pada musim penghujan. Makanya hati-hati ya!
Hujan dan petir adalah misteri alam yang sudah terkuak dengan datangnya Al-Quran. Namun manusia masih belum merasa puas tanpa eksperimen-eksperimen yang jelas. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika kita turut serta dalam mempelajari fenomena alam ini. Insya Allah, pengetahuan akan semakin bertambah dan keimanan pun semakin kokoh dengan mempelajari ciptaan Allah. Nikmat Allah mana yang dapat kita dustakan. Wallahu a’lam bishawab.

0 komentar:

Posting Komentar