Cari

Pengertian Gempa Vulkanik

Written By Unknown on Minggu, 02 Oktober 2011 | 13.16

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta mencatat peningkatan gempa vulkanik dangkal (VTB) dan gempa guguran di Gunung Merapi. Kondisi itu sebagai indikasi kuat bahwa desakan energi magma ke permukaan puncak makin mengkhawatirkan. (Media Indonesia On Line, Rabu, 10 Mei 2006 14:10 WIB). 
Itulah berita yang berhubungan dengan gempa vulkanik. Gempa vulkanik adalah gempa yang disebabkan oleh kegiatan gunung api. Magma yang berada pada kantong di bawah gunung tersebut  mendapat tekanan dan  melepaskan energinya secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran tanah.



   Gambar 1: Gunung Merapi sedang mengeluarkan asap  debu

Ada dua katagori gempa yang  terjadi pada gunung api:
gempa vulkano- tektonik  dan
gempa periode panjang

Gempa vulkano-tektonik terjadi akibat perubahan tekanan pada batuan padat yang oleh injeksi atau tarikan magma (Chouet, 1993). Gempa jenis ini dapat menimbulkan tanah longsor dan retakan tanah yang luas. Gempa ini dapat terjadi karena batuan bergerak untuk mengisi ruang-ruang dimana magma sudah kosong. Gempa vulkano-tektonik  bukan merupakan gejala gunung api akan meletus tapi dapat terjadi sewaktu-waktu.

Gempa periode panjang ditimbulkan oleh injeksi magma ke dalam batuan di sekitarnya, sehingga timbul tekanan terhadap batuan yang pada akhirnya timbul gempa. Keaktifan gempa tipe ini  menandakan bahwa  gunung api akan meletus. Para ahli menggunakan seismograf untuk mencatat signal dari gempa-gempa yang disebut dengan tremor (getaran  frekuensi tinggi ) (Chouet, 1993).

Proses Terjadinya Gempa Vulkanik
Gempa bumi vulkanik terjadi karena adanya proses dinamik dari magma dan cairan yang bersifat hidrotermal (peka terhadap panas), sehingga dapat dipakai sebagai tanda-tanda awal peningkatan keaktifan gunung api.  Proses fluida (cairan) dinamis yang terjadi karena adanya gradien suhu dan tekanan magma  dapat menimbulkan gelombang gempa yang berasal dari proses resonansi retakan yang terisi cairan magma. Frekuensi gempa vulkanik yang dominan berkisar antara 1 sampai 5 Hz, selain frekuensi rendah  lainnya.

Gempa vulkanik sebenarnya terdiri atas beberapa tipe seperti pada tabel di bawah ini:
Tipe Gempa    
Keterangan

Frekuensi Tinggi    
Frekuensi dominant berkisar antara 5-15 Hz. Disebabkan oleh  sesar atau mendatar

Frekuensi Rendah    
Frekuensi dominant antara 1-5 Hz. Peneyebab karena proses tekanan cairan (fluida)

Multifase    
Mengandung frekuensi rendah dan tinggi yang merupakan proses kombinasi

Ledakan    
Disebabkan oleh letusan yang sifatnya explosive. Sinyal mengandung gelombang udara juga gelombang  tanah.

Tremor    
Tremor adalah sinyal yang kontinyu dengan durasi menit sampai beberapa hari. Frekuensi dominant 1-5 Hz

Periode Sangat Panjang    
Periodenya dari 3 sampai  20 detik yang disertai dengan letusan gas belerang

Dangkal    
Proses  bukan vulkanik yang dapat menimbulkan gelombang gempa. Contoh, gerakan salju,.

1. Karakteristik Gempa Vulkanik

Gempa vulkanik biasanya terjadi di daerah sekitar gunung api dan magnitudenya pada umumnya kecil  rata rata kurang dari 5 Skala Richter. Gempa vulkanik dengan magnitude 5-6 sangat jarang terjadi.  Kedalaman gempa vulkanik  berkisar antara 0-40 km.

2. Alat Rekam Gempa Vulkanik
Alat untuk merekam tinggi-rendahnya getaran gempa namanya seismograf.

1. Hubungan Gempa Vulkanik dan Gunang Api

Sebelum terjadi letusan gunung api, kegiatan magma meningkat. Dengan peningkatan  magma menyebabkan tekanan terhadap batuan di sekitar kantong magma yang menimbulkan getaran seismik. Dengan demikian bila gempa vulkanik meningkat dapat ditandai bahwa gunung api akan meletus, walaupun  hubungan ini tidak selalu terjadi.



Gambar 3: Gunung Semeru yang terletak di Jawa Timur.
Sejak 1818 sudah tercatat 55 kali meletus yang banyak membawa korban

2. Beberapa Letusan Gunung Api yang Disertai Getaran Gempa

Beberapa gunung api yang meletus biasanya diikuti dengan getaran gempa, baik sebelum maupun sesaat terjadi letusan gunung api, misalnya: Gunung Merapi di Jawa Tengah, Gunung Semeru di Jawa Timur. Di luar Indonesia juga terjadi gempa sewaktu letusan, misalnya, Gunung St. Helen di Amerika.

Gempa vulkanik yang terjadi karena peningkatan kegiatan gunung api  ternyata tidak terlalu membahayakan karena kekuatannya tidak begitu besar. Selain itu gempa vulkanik dapat dijadikan salah satu tanda gejala suatu gunung api akan meletus walaupun tidak selalu terjadi hubungan seperti itu.

0 komentar:

Posting Komentar